Ingin menjadi apa
saya nanti? Pertanyaan ini sedikit membuat saya berfikir.
“iya yah. saya
mau jadi orang seperti apa sebenarnya? Orang biasa saja? Atau orang yang tidak
biasa saja? Jika saya memilih untuk menjadi orang biasa saja maka saya akan
mempunyai kehidupan yang biasa saja. Saya akan mempunyai cukup gaji hanya untuk
bertahan, tidak untuk bersenang-senang. Saya akan menjalani rutinitas yang sama
setiap hari, masalah yang sama setiap hari dan sudah. hanya itu sampai pada
masa pensiun saya. Tidak ada ruang bagi saya untuk benar-benar menikmati hidup.
Menikmati hidup dalam arti sebenarnya dengan kebebasan financial di tangan saya.
Sayang sekali karena saya hidup hanya sekali di dunia ini, dan saya melewatinya
dengan biasa-biasa saja. Namun saat saya memilih hidup tidak biasa saja berarti
saya siap melewati hidup lebih sulit dengan menanggung 2 kemungkinan.
Kemungkinan pertama saya akan bangkrut sebangkrut-bangkrutnya, kemungkinan
kedua saya akan kaya sekaya-kayanya. Selalu ada hal tidak menyenangkan yang
akan saya lewati selama proses pertumbuhan sebagai seorang yang tidak
biasa-biasa saja.

Dari segala
ketidakpunyaan saya ini setidaknya saya
masih punya mimpi, harapan dan tekad untuk tidak menjadi orang biasa saja. Saya
tidak mau melakukan lebih banyak lagi penyia-nyiaan dalan hidup saya. jika Marry
Riana mendapatkan $1jt pertamanya pada usia 26 tahun, maka saya harus bisa
mendapatkan $1jt pertama saya pada usia 25 tahun, itu berarti 4 tahun lagi dari
saya menulis ini. apa saya bisa? SAYA PASTI BISA!
Menilik dari
sebuah buku yang saya baca secara gratis di toko buku gramedia yang saya lupa
judulnya yang menyentil saya dengan kalimat : ada dua jenis orang miskin.
Keduanya diberi 1 pertanyaan yang sama.
(*) Siapa anda?
Orang miskin
pertama (OM1) menjawab : saya orang miskin yang tidak punya apa-apa”
sedang orang
miskin kedua(OM2) menjawab : “saya adalah orang kaya”.
(*) kalau anda
kaya dimana kekayaan anda?
(OM2) : harta
saya masih ada di orang-orang dan akan kembali pada saya saat kualitas diri
saya meningkat sehingga saya mampu mengendalikan kekayaan saya.
Dari sini saya
bisa menyimpulkan bahwa segala hal itu tergantung cara berfikir, ketika saya
berkata saya tidak mampu maka saya tidak akan pernah mampu, tapi ketika saya
berkata saya pasti mampu, maka saya akan mampu. Saya pernah mendegar seorang
pakar berkata “dalam otak kita ada satu bagian alam bawah sadar kita yang
bersinggungan denga sugesti. Saat kita meyakini sesuatu maka itu yang akan
terjadi. Seperti missal ketika saya meyakini kalau saya akan mual saat saya
menaiki bis, maka saya akan benar-benar muntah dalam bis. Sebaliknya jika kita
mensugesti diri kita misalnya saya akan rangking 1, maka bagian otak tersebut
akan menuntun kita menuju tujuan kita lewat alam bawah sadar kita.
Ini contoh real
yang saya alami. Pada ygl 13 Mei 2012 kemarin ada seminar Merry Ryana, motivator idola saya. saya sangat ingin menghadiri
seminarnya, tapi saya tidak punya cukup uang untuk membeli tiket seharga
Rp100.000 tersebut. Saya sebenarnya punya uang kurang lebih sejumlah itu dan
itu uang terakhir saya. saya bisa saja menghabiskan uang terakhir saya itu
untuk membeli tiket Mery Riana, tapi saya akan kebingungan bagaimana saya
menghidupi diri saya selanjutnya. Saya iseng membuka akun panitia Mery Riana.
Berharap mendapatkan ilham bagaimana mendapatkan lebih banyak uang dalam waktu
satu minggu (seminar Mery Riana kurang 1 minggu lagi). Dengan kembali iseng
saya mention akun tersebut. Dan singkat cerita, admin tersebut yang bernama Mas
Doni mau membantu saya mendapatkan tiket. Saya harus bisa menjual 10 tiket,
maka saya akan mendapat 1 tiket gratis. Seminggu penuh saya woro-woro ke semua
orang yang saya jumpai tapi hingga H-1 saya tidak berhasil menjual tiket
satupun, dengan sedikit perasaan putus asa dan mengesampingkan rasa malu saya
berusaha meminta dispensasi kepada Mas Doni agar saya diperbolehkan masuk. Saya
siap walaupun saya berdiri di belakang. Tapi mas doni malah memberi saya tiket
gratis. Hadiah kerja keras saya katanya. saya sangat sangat senang waktu itu
sekaligus malu. rasanya perjuangan saya belum sepenuhnya saya kerahkan tapi Mas
Doni memberi saya lebih banyak. Dan tentu saja berkat kebaikan Mas Doni Hari
itu saya berhasil menghadiri seminar Mery Riana.
Ini yang coba
saya bagi adalah bahwa punya niat saja sudah diargai oleh TUHAN, maka jangan hanya
berhenti di zona nyaman. Ayo bergerak untuk mendapat lebih banyak :D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar