Dan kemudian hening... Tak ada lagi suara...
Dalam segala hening ini aku menghentak-hentakkan kakiku. Mencoba menciptakan simphony entah seperti apa yg penting ada suara. Dalam hening ini aku ketuk-ketukan jari-jari tanganku. Entah berbunyi seperti apa yg penting ada suara.. Yah... Yg penting tetap ada suara...
Lampu itu berbentuk seperti kuncup.. Terlihat hangat. Aku berlama-lama memandangnya. Dengan tetap mengetuk-ketukan tangan dan kakiku. Sesaat kemudian aku mendengar lagi suara instrumen indah Cannon in D (Violin) - Pachabel.. Dengan suara rendah lirih bergetar berbicara.. Aku tak bisa mengartikan apa yg coba ia sampaikan. Dia menggunakan bahasa yg asing di telingaku.. Dan semakin aku mendekat kepada sumber suara, dia semakin menghilang... Aku kehilangan suara rendah lirih yg bergetar itu...
Aku diam. Berusaha tidak mengacaukan apa yg aku punya.. Namun kesendirian ini membuatku sedikit takut.. Aku ambil sesuatu dari udara. Entahlah. Bentuknya seperti pasir ketika aku genggam dan berwarna merah jambu ketika aku letakkan di bawah sinar lampu.. Dia sedikit menghiburku untuk beberapa saat sampai dia lenyap kembali...
Aku mencoba mengerti namun aku tak juga mengerti.. Aku menanti namun tak kunjung aku temui.. Aku tidak akan menangis dan berteriak.. Aku akan menunggu pasir itu datang dan menhiburku lagi... Dan biarkan saja dinding dingin ini melindungiku dari entah apa entah siapa.. Sepertinya aku akan berlama- lama di sisi ini dan aku tidak keberatan selama ada lampu kuncup hangat, pasir merah jambu dan instrumen-instrumen yg mengalun indah menemaniku aku akan baik - baik saja aku rasa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar