Baru saja saya menamatkan 2 film yg bertema
cinta beda agama [cin(T)a, 3 hati 2 dunia 1 cinta] dan dua2nya tidak memberi
solusi selain berpisah ada akhirnya. Masalah dari film ini adalah tentu saja
masalah keyakinan dan juga keluarga. Topik ini sangat sensitive dan banyak
menimbulkan ketegangan di setiap pengangkatannya.
Pada film pertama yaitu cin(T)a. film ini
sangat bagus menurut saya karena dialognya cerdas. To the point. Tidak ada
adegan yg mubadzir. Hampir semua bagiannya penting. Dalam ceritanya dikisahkan
ada seorang pemuda Kristen (Cina) dan perempuan islam (Anisa) yang menjalin
persahabatan. Dua2nya sama2 taat akan agamanya. Dan karena intensnya pertemuan
mereka maka timbulah benih2 perasaan cinta diantara mereka. Tapi tentu saja
semua terbentur oleh keyakinan mereka yang berbeda. Ada dialog yang menyentil
seperti “kau
ikut saja agamaku anisa, maka aku akan mengawini kau”, “yakin lo masih mau sama
gue, TUHAN gue ajah berani gue hianatin. Gimana lo ntar” dari
dialog ini muncul rasa penasaran seperti apa endingnya. Tidak tertebak. Saya
menikmati segala konflik yang ditampilkan hingga akhir cerita yang mengharuskan
mereka berpisah. Karena baik anisa maupun cina sama2 tidak ingin menghianati
TUHANnya.
Pada
fiml kedua yaitu 3 hati 2 dunia 1 cinta ditampilan sosok pemuda islam (roshid)
dan perempuan Kristen (delia). Roshid
dari keluarga yang sangat taat. Begitupun delia. Mereka menjalin hubungan diam2
menunggu samapai keduanya siap. Kalau dalam film cin(T)a konflik datang hanya
dari pemeran utamanya saja dari film 3 hati 2 dunia 1 cinta ini lebih banyak
konflik pertentangan dari keluarga. dan film ini berakhir dengan pindahanya
delia ke Amerika.
Sekali
lagi kedua film ini tidak mengangkat idealisme berani pengambilan keputusan
untuk bersatu selain main aman yaitu berpisah.
Saya
pernah menjalin hubungan dengan orang yang berbeda agama dengan saya. namanya
bee. Dia seorang yang baik dan dia bilang dia siap ikut agama saya jika memang
harus ada penyatuan tapi saya menolak. Banyak hal yang harus kami pertimbangkan
untuk melangkah dan mengambil keputusan untuk penyatuan. Salah satunya
keluarga. ini suatu hal yang sangat
sulit untuk diselesaikan. Dia seorang hindu dan saya muslim. Dalam agama saya,
saya diharuskan menikah dengan orang yang seagama dengan saya begitupun
dia. Tapi dibanding dengan saya dia
lebih punya banyak resiko dan akan mengalami banyak kesulitan ketika memang
benar dia pindah agama, yaitu diusir dari keluarga dan kastanya. Itu sesuatu
yang sangat sulit untuk saya terima. Saya tidak ingin menjadi pemisah anatara
anak dan orang tua. Itu beban yang terlalu berat untuk saya. dan pada akhirnya
kami berpisah. Walau bukan hanya karena agama kami yang berbeda tapi itu juga
menjadi hal yang selalu saya pertimbangkan. Semua orang yang mengalami in
mempunyai masalah yang sama yaitu menjadi seburuk apa saya dimata TUHAN saya
nanti. Saya tidak ingin dimurka oleh TUHAN saya dan saya juga tidak ingin
menjadi penyebab seseorang dimurka oleh TUHANnya. Bee pernah berkata pada saya “jangan
bilang TUHANmu atau TUHANku. TUHAN kita sama cho. Cara kita aja yang beda. Bee
yakin TUHAN ngerti kita. jangan jadiin agama sebagai alat pengkotak-kotak
manusia. Itu ga adil” saya
menyayanginya sungguh. Dia orang paling baik yang pernah saya temui. Tapi kita
terbentur oleh aturan2 yang mengikat kita. yang sudah mencadas pada keyakinan
kita. semua langkah akan sulit untuk dilakukan. Dan sekali lagi saya tidak siap
menjadi penyebab seseorang tersakiti. Dan sampai detik ini saya tidak tahu apa
solusi dari masalah ini. dan saya sepakat dengan kata2 bee di atas. Walaupun
yah.. semua tidak semudah apa yang terlihat.
Ada sebuah lagu dari marcel yang mengatakan “TUHAN
memang satu, kita yang tak sama… “
Ini yang coba saya pahami, tapi sulit. Sekali
lagi ini bukan hal kecil untuk diputuskan secara gegabah. Saya belum cukup
punya pemahaman tentang hal ini dalam
pandangan agama saya. Satu2nya hal yang masih saya yakini yaitu TUHAN sudah
menyiapkan jodoh untuk kita. dia akan memberi tanda saat waktunya sudah tiba.
“cho sayang
bee… maafin cho, cho ga tau gimana bilangnya biar bee ga tersakiti lagi. Bye
bee.. moga bee bahagia yah sama siapapun dia...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar