“aku tersakiti”, kata ini tidak cukup untuk bisa menggambarkan segala goresan kepedihan di hati ini yang aku juga tidak tahu luka karena apa. Setiap tetes air mata ini tak juga mampu membantuku untuk memahaminya. duh begitu pengecutnya aku. ijinkan aku membenci diriku sendiri.
Sedih saat mengetahui duniamu begitu sepi. Ada begitu banyak kata cinta bertebaran di sekitarku, tapi itu tidak pernah benar-benar tertuju padaku. Jangan tawarkan aku ketulusan, karena itu akan terlihat palsu didepanku. Lebih baik jangan mendekat. Itu lebih baik sepertinya. Aku toh tidak bisa menyambutnya. jangan siksa aku dengan perasaan yang tidak bisa aku kendalikan. Aku terlalau takut untuk percaya dengan zat yang seabstract cinta dan perasaan.
Aku ingin menjadi normal saja sebenarnya. Tersakiti dan kemudiaan bangkit. Benar – benar menjadi seorang perempuan besi berkilau yang tangguh nan sakti. Haha… semboyan yang hanya berhasil untuk sebentar saja menenangkanku.
Apa aku sudah terdengar lemah? Labil? Rapuh? Padahal ditulisan sebelumnya aku bilang aku tangguh yah? Hehe… itu ……… kamuflase.
Ok, selamat malam kepalsuan, selamat malam langit. Bisakah kau membuang bintang dari dindingmu. Itu terlihat memuakkan kau tahu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar