Selasa, 26 Juni 2012

cinta dan penyatuan


Baru saja saya menamatkan 2 film yg bertema cinta beda agama [cin(T)a, 3 hati 2 dunia 1 cinta] dan dua2nya tidak memberi solusi selain berpisah ada akhirnya. Masalah dari film ini adalah tentu saja masalah keyakinan dan juga keluarga. Topik ini sangat sensitive dan banyak menimbulkan ketegangan di setiap pengangkatannya.
Pada film pertama yaitu cin(T)a. film ini sangat bagus menurut saya karena dialognya cerdas. To the point. Tidak ada adegan yg mubadzir. Hampir semua bagiannya penting. Dalam ceritanya dikisahkan ada seorang pemuda Kristen (Cina) dan perempuan islam (Anisa) yang menjalin persahabatan. Dua2nya sama2 taat akan agamanya. Dan karena intensnya pertemuan mereka maka timbulah benih2 perasaan cinta diantara mereka. Tapi tentu saja semua terbentur oleh keyakinan mereka yang berbeda. Ada dialog yang menyentil seperti “kau ikut saja agamaku anisa, maka aku akan mengawini kau”, “yakin lo masih mau sama gue, TUHAN gue ajah berani gue hianatin. Gimana lo ntar” dari dialog ini muncul rasa penasaran seperti apa endingnya. Tidak tertebak. Saya menikmati segala konflik yang ditampilkan hingga akhir cerita yang mengharuskan mereka berpisah. Karena baik anisa maupun cina sama2 tidak ingin menghianati TUHANnya.
            Pada fiml kedua yaitu 3 hati 2 dunia 1 cinta ditampilan sosok pemuda islam (roshid) dan perempuan Kristen (delia).  Roshid dari keluarga yang sangat taat. Begitupun delia. Mereka menjalin hubungan diam2 menunggu samapai keduanya siap. Kalau dalam film cin(T)a konflik datang hanya dari pemeran utamanya saja dari film 3 hati 2 dunia 1 cinta ini lebih banyak konflik pertentangan dari keluarga. dan film ini berakhir dengan pindahanya delia ke Amerika.
            Sekali lagi kedua film ini tidak mengangkat idealisme berani pengambilan keputusan untuk bersatu selain main aman yaitu berpisah.
            Saya pernah menjalin hubungan dengan orang yang berbeda agama dengan saya. namanya bee. Dia seorang yang baik dan dia bilang dia siap ikut agama saya jika memang harus ada penyatuan tapi saya menolak. Banyak hal yang harus kami pertimbangkan untuk melangkah dan mengambil keputusan untuk penyatuan. Salah satunya keluarga.       ini suatu hal yang sangat sulit untuk diselesaikan. Dia seorang hindu dan saya muslim. Dalam agama saya, saya diharuskan menikah dengan orang yang seagama dengan saya begitupun dia.  Tapi dibanding dengan saya dia lebih punya banyak resiko dan akan mengalami banyak kesulitan ketika memang benar dia pindah agama, yaitu diusir dari keluarga dan kastanya. Itu sesuatu yang sangat sulit untuk saya terima. Saya tidak ingin menjadi pemisah anatara anak dan orang tua. Itu beban yang terlalu berat untuk saya. dan pada akhirnya kami berpisah. Walau bukan hanya karena agama kami yang berbeda tapi itu juga menjadi hal yang selalu saya pertimbangkan. Semua orang yang mengalami in mempunyai masalah yang sama yaitu menjadi seburuk apa saya dimata TUHAN saya nanti. Saya tidak ingin dimurka oleh TUHAN saya dan saya juga tidak ingin menjadi penyebab seseorang dimurka oleh TUHANnya. Bee pernah berkata pada saya “jangan bilang TUHANmu atau TUHANku. TUHAN kita sama cho. Cara kita aja yang beda. Bee yakin TUHAN ngerti kita. jangan jadiin agama sebagai alat pengkotak-kotak manusia. Itu ga adil” saya menyayanginya sungguh. Dia orang paling baik yang pernah saya temui. Tapi kita terbentur oleh aturan2 yang mengikat kita. yang sudah mencadas pada keyakinan kita. semua langkah akan sulit untuk dilakukan. Dan sekali lagi saya tidak siap menjadi penyebab seseorang tersakiti. Dan sampai detik ini saya tidak tahu apa solusi dari masalah ini. dan saya sepakat dengan kata2 bee di atas. Walaupun yah.. semua tidak semudah apa yang terlihat.
Ada sebuah lagu dari marcel yang mengatakan “TUHAN memang satu, kita yang tak sama… “
Ini yang coba saya pahami, tapi sulit. Sekali lagi ini bukan hal kecil untuk diputuskan secara gegabah. Saya belum cukup punya pemahaman  tentang hal ini dalam pandangan agama saya. Satu2nya hal yang masih saya yakini yaitu TUHAN sudah menyiapkan jodoh untuk kita. dia akan memberi tanda saat waktunya sudah tiba.
“cho sayang bee… maafin cho, cho ga tau gimana bilangnya biar bee ga tersakiti lagi. Bye bee.. moga bee bahagia yah sama siapapun dia...”

Popular Posts