Jumat, 19 Oktober 2012

Ayo Bergerak Untuk Mendapat Lebih Banyak


Ingin menjadi apa saya nanti? Pertanyaan ini sedikit membuat saya berfikir.

“iya yah. saya mau jadi orang seperti apa sebenarnya? Orang biasa saja? Atau orang yang tidak biasa saja? Jika saya memilih untuk menjadi orang biasa saja maka saya akan mempunyai kehidupan yang biasa saja. Saya akan mempunyai cukup gaji hanya untuk bertahan, tidak untuk bersenang-senang. Saya akan menjalani rutinitas yang sama setiap hari, masalah yang sama setiap hari dan sudah. hanya itu sampai pada masa pensiun saya. Tidak ada ruang bagi saya untuk benar-benar menikmati hidup. Menikmati hidup dalam arti sebenarnya dengan kebebasan financial di tangan saya. Sayang sekali karena saya hidup hanya sekali di dunia ini, dan saya melewatinya dengan biasa-biasa saja. Namun saat saya memilih hidup tidak biasa saja berarti saya siap melewati hidup lebih sulit dengan menanggung 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama saya akan bangkrut sebangkrut-bangkrutnya, kemungkinan kedua saya akan kaya sekaya-kayanya. Selalu ada hal tidak menyenangkan yang akan saya lewati selama proses pertumbuhan sebagai seorang yang tidak biasa-biasa saja.

Seorang guru pernah bercerita kepada saya bahwa TUHAN dalam firmannya berkata : TUHAN membuka 10 pintu rezeki bagi umatnya. 1 pintu untuk para pegawai dan 9 pintu untuk pengusaha. Nah dari situ saya berfikir saya akan menjadi pegawai dengan hanya 1 pintu rezeki yang terbuka atau menjadi pengusaha dengan 9 pintu rezeki terbuka di depan saya, maka secara naluri kemanusiawian saya, saya akan memilih menjadi pengusaha entah saya harus memulai dari mana. Saya tidak tahu apa-apa tentang dunia marketing dan juga saya tidak mempunya modal yang cukup untuk membangun sebuah usaha. Saya seorang mahasiswi kere dengan penghasilan Rp10.000 /hari. Uang sejumlah itu saya dapatkan dari hasil menjual kue di kampus. Sementara saya harus menghidupi diri saya sendiri yang juga harus menanggung biaya kuliah serta sewa kamar saya, tapi saya tidak mau diam di tempat dengan ke-kere-an ini selamanya. Saya harus bisa dan saya pasti bisa!

Dari segala ketidakpunyaan saya  ini setidaknya saya masih punya mimpi, harapan dan tekad untuk tidak menjadi orang biasa saja. Saya tidak mau melakukan lebih banyak lagi penyia-nyiaan dalan hidup saya. jika Marry Riana mendapatkan $1jt pertamanya pada usia 26 tahun, maka saya harus bisa mendapatkan $1jt pertama saya pada usia 25 tahun, itu berarti 4 tahun lagi dari saya menulis ini. apa saya bisa? SAYA PASTI BISA!
Menilik dari sebuah buku yang saya baca secara gratis di toko buku gramedia yang saya lupa judulnya yang menyentil saya dengan kalimat : ada dua jenis orang miskin. Keduanya diberi 1 pertanyaan yang sama.

(*) Siapa anda? 

Orang miskin pertama (OM1) menjawab : saya orang miskin yang tidak punya apa-apa”
sedang orang miskin kedua(OM2) menjawab : “saya adalah orang kaya”.

(*) kalau anda kaya dimana kekayaan anda?

(OM2) : harta saya masih ada di orang-orang dan akan kembali pada saya saat kualitas diri saya meningkat sehingga saya mampu mengendalikan kekayaan saya.

Dari sini saya bisa menyimpulkan bahwa segala hal itu tergantung cara berfikir, ketika saya berkata saya tidak mampu maka saya tidak akan pernah mampu, tapi ketika saya berkata saya pasti mampu, maka saya akan mampu. Saya pernah mendegar seorang pakar berkata “dalam otak kita ada satu bagian alam bawah sadar kita yang bersinggungan denga sugesti. Saat kita meyakini sesuatu maka itu yang akan terjadi. Seperti missal ketika saya meyakini kalau saya akan mual saat saya menaiki bis, maka saya akan benar-benar muntah dalam bis. Sebaliknya jika kita mensugesti diri kita misalnya saya akan rangking 1, maka bagian otak tersebut akan menuntun kita menuju tujuan kita lewat alam bawah sadar kita.

Ini contoh real yang saya alami. Pada ygl 13 Mei 2012 kemarin ada seminar Merry Ryana, motivator idola saya. saya sangat ingin menghadiri seminarnya, tapi saya tidak punya cukup uang untuk membeli tiket seharga Rp100.000 tersebut. Saya sebenarnya punya uang kurang lebih sejumlah itu dan itu uang terakhir saya. saya bisa saja menghabiskan uang terakhir saya itu untuk membeli tiket Mery Riana, tapi saya akan kebingungan bagaimana saya menghidupi diri saya selanjutnya. Saya iseng membuka akun panitia Mery Riana. Berharap mendapatkan ilham bagaimana mendapatkan lebih banyak uang dalam waktu satu minggu (seminar Mery Riana kurang 1 minggu lagi). Dengan kembali iseng saya mention akun tersebut. Dan singkat cerita, admin tersebut yang bernama Mas Doni mau membantu saya mendapatkan tiket. Saya harus bisa menjual 10 tiket, maka saya akan mendapat 1 tiket gratis. Seminggu penuh saya woro-woro ke semua orang yang saya jumpai tapi hingga H-1 saya tidak berhasil menjual tiket satupun, dengan sedikit perasaan putus asa dan mengesampingkan rasa malu saya berusaha meminta dispensasi kepada Mas Doni agar saya diperbolehkan masuk. Saya siap walaupun saya berdiri di belakang. Tapi mas doni malah memberi saya tiket gratis. Hadiah kerja keras saya katanya. saya sangat sangat senang waktu itu sekaligus malu. rasanya perjuangan saya belum sepenuhnya saya kerahkan tapi Mas Doni memberi saya lebih banyak. Dan tentu saja berkat kebaikan Mas Doni Hari itu saya berhasil menghadiri seminar Mery Riana.

Ini yang coba saya bagi adalah bahwa punya niat saja sudah diargai oleh TUHAN, maka jangan hanya berhenti di zona nyaman. Ayo bergerak untuk mendapat lebih banyak :D.




Selasa, 02 Oktober 2012

alone


Aku bergerak untuk membuat badanku tetap hangat. "ave maria" berlalu meninggalkanku berganti dengan "love story piano dari bethoven". Indah dan menusuk. Karena aku sendirian... Haha... Menusuk karena aku sendirian...

Dan kemudian hening... Tak ada lagi suara...

Dalam segala hening ini aku menghentak-hentakkan kakiku. Mencoba menciptakan simphony entah seperti apa yg penting ada suara. Dalam hening ini aku ketuk-ketukan jari-jari tanganku. Entah berbunyi seperti apa yg penting ada suara.. Yah... Yg penting tetap ada suara...

Lampu itu berbentuk seperti kuncup.. Terlihat hangat. Aku berlama-lama memandangnya. Dengan tetap mengetuk-ketukan tangan dan kakiku. Sesaat kemudian aku mendengar lagi suara instrumen indah Cannon in D (Violin) - Pachabel.. Dengan suara rendah lirih bergetar berbicara.. Aku tak bisa mengartikan apa yg coba ia sampaikan. Dia menggunakan bahasa yg asing di telingaku.. Dan semakin aku mendekat kepada sumber suara, dia semakin menghilang... Aku kehilangan suara rendah lirih yg bergetar itu...

Aku diam. Berusaha tidak mengacaukan apa yg aku punya.. Namun kesendirian ini membuatku sedikit takut.. Aku ambil sesuatu dari udara. Entahlah. Bentuknya seperti pasir ketika aku genggam dan berwarna merah jambu ketika aku letakkan di bawah sinar lampu.. Dia sedikit menghiburku untuk beberapa saat sampai dia lenyap kembali...

Aku mencoba mengerti namun aku tak juga mengerti.. Aku menanti namun tak kunjung aku temui.. Aku tidak akan menangis dan berteriak.. Aku akan menunggu pasir itu datang dan menhiburku lagi... Dan biarkan saja dinding dingin ini melindungiku dari entah apa entah siapa.. Sepertinya aku akan berlama- lama di sisi ini dan aku tidak keberatan selama ada lampu kuncup hangat, pasir merah jambu dan instrumen-instrumen yg mengalun indah menemaniku aku akan baik - baik saja aku rasa..

Popular Posts